Jumat, 14 Mei 2010

Menjaga Amanah

Syahdan, suatu malam datanglah seorang utusan menghadap kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Waktu itu, beliau sudah hendak istirahat setelah seharian bekerja. Namun begitu diberi tahu bahwa yang datang adalah seorang utusan dari jauh, beliau rela menunda istirahatnya dan menemui sang tamu.
Ternyata tamu itu memang utusan dari seorang gubernur yang ingin melaporkan hal ihwal daerahnya kepada khalifah. Tentang keadaan rakyat, keadaan pemerintahan, perkembangan Islam dan sebagainya. Baginda mendengarkan semua laporan dari utusan tersebut dengan seksama. Selama menerima tamu tersebut, baginda mendapatkan penerangan sebuah lilin.
Selesai melaporkan segala sesuatunya, sang tamu kemudian bertanya tentang hal ikhwal Sang Khalifah. Begitu pertanyaan beralih kepada diri pribadinya, Khalifah Umar Bin Abdul Aziz tiba-tiba memadamkan lilin yang sejak tadi menerangi ruangan. Kemudian beliau menyuruh pembantunya untuk menyulut lampu minyak kecil. Sehingga ruangan itu menjadi remang-remang.
Sang tamu keheranan melihat tingkah laku Sang Khalifah dan bertanya.
"Mengapa paduka memadamkan lilin dan beralih hanya menghidupkan lampu minyak kecil?"
"Lilin ini dibeli dari uang negara, uang rakyat. Tadi engkau melaporkan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan rakyat. Sehingga aku dapat memanfaatkan lilin ini untuk kepentingan rakyat. Sekarang engkau bertanya tentang pribadiku. Maka aku tidak boleh lagi mempergunakan lilin yang dibiayai oleh rakyat itu untuk urusan pribadiku."
Utusan itu mengangguk-angguk tanda memahami jalan pikiran baginda yang benar-benar amat berhati-hati menjaga amanah rakyat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar